Senin, 13 Januari 2014

Dakwah Kampus

A. Definisi & Ruang Lingkup
Dakwah kampus adalah implementasi dakwah ilallah dalam lingkup perguruan tinggi. Dimaksudkan untuk menyeru civitas akademika ke jalan Islam dengan memanfaatkan berbagai sarana formal/informal yang ada di dalam kampus. Dakwah kampus bergerak di lingkungan masyarakat ilmiah yang mengedepankan intelektualitas dan profesionalitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas dakwah kampus merupakan salah satu tiang dari dakwah secara keseluruhan, puncak aktivitasnya serta medan yang paling banyak hasil dan pengaruhnya terhadap masyarakat.

B. Latar Belakang Adanya Dakwah Kampus
 Rasulullah SAW selalu memberikan perhatian yang cukup besar terhadap para pemuda.
 Pentingnya dukungan para pemuda sebagai prasyarat tegaknya suatu pemikiran atau pergerakan.
 Adanya kekhasan mahasiswa Indonesia.
 Pelajaran dari sejarah.
 Masalah regenerasi, pewarisan nilai dan pengalaman merupakan suatu hal yang wajib diperhatikan demi keberlangsungan dakwah.
 Kampus merupakan medan kompetisi antar pergerakan yang lebih terbuka.

C. Keistimewaan Mahasiswa
 Quwwatus-syabaab (kekuatan pemuda)
Sejak zaman Rasulullah SAW, pemuda merupakan barisan utama dalam memperjuangkan risalah Islam. Pemuda memiliki semangat serta dinamis dalam melakukan segala aktivitas. Hal ini yang menjadikan pemuda selalu memberikan banyak pengaruh dalam perubahan sebuah kaum atau bangsa.
 ‘Atho bilaa tahazzub (memberi tanpa berpihak)
Mahasiswa memiliki pandangan jauh ke depan dan mempunyai sebuah pandangan objektif dan rasional dalam banyak hal. Kekuatan prinsip ini menjadikan perjuangan mahasiswa terjaga idealismenya dan mampu menjunjung nilai kejujuran dan kemurnian sebuah perjuangan.
 Qaumun ‘amaliyyun (selalu bekerja)
Wawasan, kompetensi serta kepedulian seorang mahasiswa menjadikan mereka kaum yang progresif dan dinamis. Sifat ini memberikan sebuah energi yang besar dalam bekerja dan beramal secara terus menerus dan dapat mengikuti perubahan zaman.
 Al mar’atu war-rijal (wanita dan pria)
Persoalan umat mencakup wilayah pria dan wanita, sedangkan mahasiswa merupakan komunitas yang terdiri dari pria dan wanita. Sehingga komunitas mahasiswa ini akan mampu memperjuangkan permasalahan umat.
 Laa istibdaad (tanpa keditaktoran)
Mahasiswa tidak bersifat pragmatis terhadap sebuah kepentingan yang bisa memicu perbedaan dan perselisihan. Rasa kebebasan dan kemerdekaan sebagai seorang mahasiswa yang beriman dan berilmu, mendorong mereka terbuka untuk sebuah musyawarah demi mencapai keputusan terbaik.
 ‘Alamiyyah (internasional)
Kesamaan status sebagai mahasiswa, membuat mereka jauh dari fanatisme kedaerahan, agama, maupun ras. Mahasiswa bisa bertemu dan berhimpun bersama atas nama mahasiswa, tanpa batasan bangsa maupun ras.

D. Keistimewaan Dakwah Kampus
 Kampus adalah tempat berkumpulnya para pemuda untuk waktu yang cukup lama baik di dalam maupun di luar bidang kuliah dimana mereka saling berdiskusi dan berdialog, berinteraksi, dan bertukar pengalaman.
 Dakwah kampus merupakan tempat yang paling strategis untuk mencetak kader dan meluluskan tokoh serta pemimpin masyarakat di segala bidang.
 Kampus merupakan gudang ilmu dan rumah penelitian ilmiah, maka ia adalah sarana umat untuk membangun peradaban dan menguasai serta memanfaatkan kemajuan.
 Dakwah kampus merupakan aktivitas yang meluas ke seluruh dunia. Setiap negara memiliki puluhan bahkan ratusan universitas dan institut dengan jutaan mahasiswa.
 Dakwah di kampus memiliki kesempatan yang besar dalam mencetak mahasiswa yang sholeh, warga negara yang berguna dan peduli dengan nasib umatnya.
 Adanya perhatian yang khusus bagi mahasiswa karena ia merupakan separuh dari masyarakat dan tiang pendidikan bagi mereka.
 Kampus adalah lingkungan terbuka, tempat mahasiswa mempelajari nilai-nilai dan melatih diri untuk menerapkannya. Nilai-nilai itu di antaranya adalah nilai-nilai kemerdekaan, demokrasi, dialog, menghargai pendapat orang lain, cinta tanah air dan tanggung jawab.
 Kampus adalah lingkungan yang bebas, dimana semua aliran dapat mengungkapkan pendapatnya.
 Dakwah kampus akan melindungi mahasiswa dari kegiatan-kegiatan yang bersifat negatif.

E. Peran dan Fungsi Mahasiswa
Masyarakat terbentuk dari pribadi-pribadi manusia dan lingkungan yang melingkupinya serta nilai-nilai baku di dalamnya. Jika unsur-unsur ini terjalin dengan seimbang berarti masyarakat itu akan kokoh dan matang. Jika individu adalah dasar setiap masyarakat maka mahasiswa adalah salah satu individu yang paling banyak kontribusinya di masyarakat, paling dinamis dan berpengetahuan. Sehingga dapat dijabarkan bahwa mahasiswa –yang umumnya merupakan kontributor yang paling berpengaruh terhadap perubahan kondisi umat Islam–dapat memiliki fungsi sebagai berikut.
 Da’i ( Guardian of Value )
 Agent of Change
 Iron Stock

Oleh karena itu, jika mahasiswa mengambil peran dalam dakwah kampus, diharapkan dakwah kampus ini akan memiliki da’i-da’i yang tingkat intelektualitasnya tinggi, menjadi cadangan masa depan, dan berfungsi sebagai unsur perubah kondisi bangsa.

F. Urgensi Dakwah Kampus
Sesungguhnya semua tempat di bumi Allah merupakan tempat yang baik untuk berdakwah, di kota atau desa, kantor atau pasar, di kampus atau bahkan di kampung sekalipun. Tidak ada satu tempat pun yang memiliki kemuliaan lebih untuk berdakwah dibandingkan tempat yang lain. Masing-masing memiliki prospek dan tantangannya sendiri-sendiri.

Namun tidak dipungkiri bahwa civitas akademika, kelak akan menjadi bagian yang paling menentukan dalam perubahan masyarakat. Civitas akademika adalah komunitas kecil, elit, yang terdiri dari sedikit orang yang beruntung untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, serta dipercaya oleh masyarakat dan pemegang kekuasaan negara sebagai komunitas yang memiliki kapasitas keilmuan, intelektualitas dan profesionalitas lebih dibanding komunitas lainnya. Oleh karena itu dakwah di kampus, yang juga merupakan bagian kecil dari jalan panjang dakwah Islam ini, menjadi bernilai penting, karena berdakwah di kalangan civitas akademika berarti mengajak komunitas yang memiliki daya gerak tinggi (dengan kapasitas langka, intelektualitas & profesionalitas) terhadap kondisi sosial, yang akan membantu pencapaian tujuan dakwah secara umum, yakni: transformasi menuju masyarakat islami.

G. Tujuan Dakwah Kampus
Berdasarkan keistimewaan mahasiswa dan keistimewaan kampus itu sendiri, tujuan dakwah kampus dijabarkan singkat sebagai berikut. Membentuk dan me-suplai alumni yang berafiliasi kepada Islam serta optimalisasi peran kampus dalam mentransformasi masyarakat menuju masyarakat islami. Melalui dakwah kampus diharapkan lahir intelektual-intelektual muda yang profesional dalam bidang yang digelutinya dan tetap memiliki ikatan dan keberpihakan yang tinggi terhadap Islam. Merekalah pembaharu-pembaharu yang dapat melakukan perubahan-perubahan kondisi masyarakat menuju kehidupan islami hingga akhirnya terwujudlah cita-cita kebangkitan Islam.

H. Ruang Lingkup Dakwah Kampus
Salah satu karakteristik dakwah adalah syumuliyah atau menyeluruh. Sehingga dalam melakukan aktivitas dakwah haruslah meliputi segala aspek. Akan tetapi dakwah kampus punya orientasi tersendiri dalam menjalankan agenda dakwahnya. Dakwah kampus haruslah punya fokus tertentu agar energi yang telah dikeluarkan oleh seorang aktivis dakwah kampus dapat tersalurkan dengan efektif dan efisien. Ruang lingkup dakwah kampus, yakni:
 Amal assasiyatu dakwah (dasar-dasar dakwah)
Dakwah kampus diharapkan dapat menyampaikan risalah Islam dan menegakkan kalimat-kalimat Allah secara jelas di kampus. Mahasiswa yang menjadi subjek dakwah kampus harus bisa menjadi da’i yang menyeru kepada kebenaran dan menolak kemungkaran.
 Amal khidamy (pelayanan)
Salah satu sasaran dalam dakwah ini adalah bagaimana agar dakwah ini bisa diterima oleh semua kalangan dan Islam menjadi rahmatan lil’alamin. Sebelum mencapai tahapan tersebut Islam haruslah mampu menjadi khidmatul ummah, yakni pelayan umat. Pelayan di sini dimaksudkan memberikan bantuan serta memberikan pelayanan-pelayan yang dibutuhkan objek dakwah agar mereka bisa menjalani aktivitas mereka dengan baik.
 Amal ilmiah fanniyah (ilmu dan profesi)
Tujuan utama mahasiswa di kampus adalah kuliah. Sebagai seorang muslim haruslah memiliki kompetensi akademik yang baik serta betul-betul memahami keilmuan yang dipelajari di bangku kuliah. Mahasiswa merupakan tumpuan bagi bangsa, dan saat ini salah satu solusi dalam mengembalikan kejayaan Islam adalah dengan teknologi dan ilmu pengetahuan, sehingga peran mahasiswa dalam hal ini sangatlah dominan.
 Amal siyasi (politik)
Mahasiswa memiliki peran sebagai komponen penekan kebijakan pemerintah. Terutama kebijakan yang merugikan rakyat. Patut mahasiswa sadari bersama bahwa masyarakat berharap banyak agar mahasiswa bisa menjadi jembatan perubah kondisi bangsa.

I. Sasaran Dakwah Kampus
Dalam semua aktivitas, dan tentunya juga aktivitas dakwah tentunya sebuah sasaran haruslah dirumuskan agar tujuan umum dakwah dapat tercapai dengan cara dan tahapan yang realistis. Adapun sasaran dakwah kampus tersebut adalah sebagai berikut.
 Membangun kesadaran dan pemahaman Islam.
 Melatih menjadi calon pemimpin.
 Membangun iklim kehidupan keilmuan dan kebebasan dakwah.
 Membangun hubungan dan kerja sama dengan berbagai unsur.
 Terbentuk bi’ah (lingkungan) kondusif.
 Terbentuknya opini ketinggian Islam.
 Terbentuknya kesinambungan barisan dakwah.
 Terbentuknya hubungan timbal balik antara rekrutmen dan pengkaderan.

J. Strategi Dakwah Kampus
Dalam hal ini, objek yang menjadi bidang garapan dakwah kampus ialah civitas akedemika yang meliputi: mahasiswa, dosen, dan karyawan serta masyarakat sekitar. Mengingat objeknya yang demikian itu, maka lingkup kegiatan dari dakwah kampus ialah meliputi: amal pelayanan, ilmiah keprofesian, dan syi’ar Islam. Dalam implementasinya, dakwah kampus haruslah tetap memegang teguh prinsip-prinsip berikut.
 Al-Islam sebagai sistem kehidupan manusia (way of life) yang sempurna dan menyeluruh.
 Iman dan amal shalih sebagai dasar penerapan nilai-nilai Islam di lingkungan kampus.
 Al-Qur’an, As-Sunnah serta Sirah Nabawiyah sebagai dasar aktivitas dan pembinaan.
 Insan kamil sebagai sasaran akhir.
 Intelektualitas dan profesionalitas sebagai karakter seorang muslim.
 Dakwah dan pendidikan sebagai pilar utama dalam pembentukan individu dan masyarakat islami.

Setelah memahami bagaimana prinsip dakwah kampus, tentunya diperlukan strategi yang tepat dalam melaksanakan dakwah kampus itu sendiri. Strategi ini diharapkan dapat menjadi sebuah arahan bagaimana dakwah kampus itu berjalan. Strategi yang menjadi fungsi utama dakwah kampus adalah sebagai berikut.
 Melayani dan melindungi kebutuhan dan kepentingan umat (mahasiswa dan masyarakat), khidmatul ummah.
 Menyebarkan fikroh dan informasi (nasyrudda’wah).
 Membangun opini yang terkait dengan kepentingan dakwah (binna ru’yah Islamiyah).
 Mengembangkan kemampuan SDM dakwah (tanmiyatul kafaah).
 Mencetak figur-figur massa untuk kepentingan sosialisasi pesan dan nilai-nilai Islam ke masyarakat luas (binaa syakhsiyah barizah).
 Menghimpun tokoh dan pakar yang siap memberikan kontribusi pemikiran dan pengaruhnya bagi kepentingan dakwah (tajmi’ syakhsiyaat).
 Menjadi rujukan dalam bidang kompetensi institusionalnya (maroji’ul ummah).
 Membangun jaringan kerjasama (networking) dengan lembaga lain.
 Menjadi komponen penekan yang efektif bagi para pengambil kebijakan pemerintahan.

K. Prospek Dakwah Kampus Masa Depan
Berkaitan dengan itu, terdapat setidaknya tiga faktor pendukung yang menunjang prospek atau harapan berhasilnya dakwah di kampus, yakni:
1. Situasi sekeliling baik internasional, nasional maupun lokal kota/kampus
Saat ini, situasi dunia diwarnai dengan dua hal sekaligus, yakni kebangkitan perjuangan Islam dan penindasan atas kaum muslimin. Di satu sisi, hal ini menunjukkan kepada kita tentang makar orang kafir, tipu muslihat dan kelicikannya. Namun di sisi lain hal ini menunjukkan pula kepada kita tentang kesungguhan, kekuatan dan keberhasilan perjuangan kaum muslimin di beberapa tempat.

Sementara itu, di negeri kita sendiri, setidaknya sejak kurun 90-an, mulai terlihat kesadaran Islam dan suasana keberislaman yang intens di semua kalangan, termasuk kalangan kampus. Suasana ini merebak secara cepat melalui media massa yang ada dan memberikan pengaruh bawah sadar kepada para mahasiswa, khususnya aktivis Islam untuk bergiat terus memajukan Islam di kampus dan juga di kampung.

Harus diakui bahwa proses keberislaman secara intensif ini dimulai di kampus. Fenomena jilbab di tahun 80-an misalnya, bermula dari kampus dan kemudian marak ke mana-mana. Adalah benar bahwa jilbab telah menjadi pakaian biasa di kalangan pesantren, namun jilbab sebagai identitas dan simbol kesadaran Islam tetaplah bermula dari kampus, khususnya kampus-kampus yang kata orang tergolong ‘excellent’.

2. Bahan dasar kader
Keberislaman di tengah masyarakat jahiliyah seperti sekarang memerlukan keberanian, tekad, dan juga intelektualitas; yakni ketajaman pemikiran untuk memahami pesan-pesan keislaman secara apresiatif. Syarat ini dimiliki oleh kader-kader di kampus. Dan ketika pesan-pesan tersebut telah terinternalisasi maka ia berubah menjadi pendorong semangat pengamalan yang intens dan perjuangan yang luar biasa. Buktinya, kasus jilbab misalnya, justru semakin marak kendati ditentang dan dihalangi dengan keras.

Selain itu, dengan kemampuan manajerial yang ada, dakwah kampus terkesan menjadi lebih modern, menarik dan ilmiah. Ramadhan di kampus UGM misalnya, memberikan nuansa tersendiri pada suasana kampus bahkan kota Yogya yang semula biasa-biasa saja. Begitu juga dengan dakwah Islam di Bandung misalnya, tidak lepas dari peran masjid Salman ITB dan masjid Unpad. Demikian pula dengan IPB di Bogor dan Unair di Surabaya.

3. Pengalaman dakwah di kampus pada periode sebelumnya
Dakwah di kampus sesungguhnya telah berumur setua negara ini. Sebelum era 80-an, dakwah atau pengkaderan barulah merupakan fragmen-fragmen tak berkesinambungan. Namun demikian, dakwah pasca 80-an ternyata telah memberikan kontinuitas sehingga secara akumulatif terjadi proses pengayaan pengalaman dakwah. Pengalaman periode sebelumnya dapat dirujuk untuk menyempurnakan dakwah periode berikutnya. Apalagi dengan semakin banyaknya kader dakwah kampus yang mau menekuni dakwah di kampus, menjadikan dakwah di tempat strategis ini semakin terbentuk sosok dan sistemnya.

Berdasarkan faktor-faktor pendukung tersebut maka terdapat harapan bahwa dakwah di kampus mampu memberikan prospek yang cukup baik bagi:
 Terbentuknya kader pejuang Islam dengan ciri dan kualifikasi tertentu; yakni memiliki kepribadian Islam yang tangguh, yang terwujud dalam pengamalan Islam yang intens serta penguasaan ide dan didukung dengan pemahaman Islam yang cukup lengkap, dan juga kemampuan intelektualitas dalam mengapresiasi fakta dan perkembangan mutakhir serta watak kepemimpinan yang menonjol.
 Terbentuknya kampus sebagai sentra alternatif baru bagi pembinaan umat di samping pesantren, masjid dan majelis taklim, dengan tampilan ide yang fundamental, ilmiah, modern melalui kegiatan-kegiatan yang dikemas secara menarik.
 Terbentuknya sentra perubahan dan penentu kecenderungan umat di masa depan menuju kepada kehidupan yang lebih islami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar