Kamis, 28 Maret 2013

Pemahaman Melahirkan Defenisi

Kita selalu amat tergoda ingin mendefenisikan sesuatu, padahal itu tidak baik. Selalu lebih bijak jika memberikan contoh lewat kisah, simbol, atau kiasan, lantas membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri dan memahaminya lebih baik menurut roda fikiran mereka sendiri.


Tiga kisah di bawah ini sesungguhnya adalah tulisan seorang penulis novel yang sangat produktif, Tere Liye. Mendefenisikan makna ‘sabar’ dengan cerita.
Seorang remaja disuruh Ibunya menunggu di pintu pasar, sementara Ibunya akan berbelanja di dalam selama empat jam. Maka apa itu sabar?
1. Si remaja menunggu empat jam, tidak beranjak dari pintu pasar, hingga Ibunya datang. Satu dua dia mengeluh, aduh, alangkah lamanya Ibu. Bertahan lagi. Tergoda hendak duluan pulang. Bertahan lagi. Mengeluh lagi, aduh, apa sih yang Ibu beli. Tapi syukurlah meski berkali2 tergoda, mengeluh, dia tetap di pintu gerbang itu selama empat jam.
2. Si remaja menunggu empat jam, tidak beranjak dari pintu pasar, hingga Ibunya datang. Tidak sekalipun dia tergoda, tidak sekalipun dia mengeluh. Dia sungguh yakin, Ibunya akan muncul setelah empat jam berlalu, dan mereka bisa pulang bersama. Selesai. Keren sekali, empat jam yang hebat. Si remaja berdiri gagah di pintu gerbang, tersenyum yakin.
3. Si remaja menunggu empat jam, tidak beranjak dari pintu pasar, hingga Ibunya datang. Aduhai, dia tidak sekali tergoda, tidak sekalipun mengeluh, yakin Ibunya akan muncul, dan tidak hanya itu. Dia memutuskan diri untuk menyibukkan diri di pintu pasar itu. Ada nenek2 repot membawa belanjaan ke atas becak di pintu gerbang, dia bantu dengan sukarela. Ada anak-anak yang tersesat, ditinggal orang tuanya, dia bantu lapor ke petugas keamanan di pintu gerbang. Bahkan dia sempat belajar memperhatikan bagaimana pedagang dawet yang mangkal di sebelahnya. Jadi tahu bagaimana tips membuat dawet yang enak. Juga bercakap-cakap dengan pedagang lain. Mencatat banyak hal dalam pikiran. Empat jam berlalu tidak terasa, banyak sekali kebajikan dan ilmu bermanfaat yang diperolehnya, hingga Ibunya keluar dari pasar.
Nah, apa itu sabar? Sabar adalah.... Tidak. Tidak my dear anggota page(facebook); kalianlah yg seharusnya menemukan definisi-defenisi itu. Dengan memperhatikan, dengan mengamati, dengan mendengarkan nasehat2 yang baik. Dipikirkan, direnungkan. Maka, mau seperti apa orang lain mendefinisikan sesuatu--dalam hal ini definisi sabar, kalian memiliki versi sendiri yang kalian yakini, lantas gunakan dalam hidup keseharian. Itulah sebenar2nya definisi.
Dan itulah juga yang selalu disebut: pemahaman yang baik.
Note: “Semoga tulisan ini bermakna buat anda, para aktivis dakwah dalam memahami segala yang bersangkutan dengan dunia dakwah. Bahwa memberi pemahaman tak selalu harus lewat defenisi, tapi sentuh medan anda dengan memperhatikan, dengan mengamati, dengan mendengarkan nasehat2 yang baik. Dipikirkan, direnungkan. Maka timbullah defenisi sesungguhnya” Jazakillah khairan jaza..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar