Sabtu, 17 Mei 2014

Ujian Munaqasha Wisudawan/wati Santri TPQ Rihlah Mubarak

1. Ujian Fiqih & Aqidah Akhlaq oleh Ust. Muhammad Ridwan, S.Ag., M.Pd.I


2. Ujian Tarikh Islam/SKI & Hafalan Do'a Sehari-hari oleh Ust. Ahamd Choirul Anas


3. Ujian Tadarrus al-Qur'an, Ilmu Tajwid & Khat/Tahsinul Khitabah oleh Ust. Baharuddin, M.Ag. (Seksi
    Pekapontren Kemenag Kota Makassar).


4. Ujian Praktek Ibadah, Hafalan Surah Pendek & Hafalan Ayat Pilihan oleh Ust. Ilman (Seksi Pekapontren
    Kemenag Kota Makassar).


5. Peserta Ujian Munaqasha Santri TPQ Rihlah Mubarak Binaan Mahasiswa STAI Al-Azhar Gowa





DAFTAR SANTRI TPQ RIHLAH MUBARAK YANG MENGIKUTI UJIAN MUNAQASHA

IKHWAN :
  1. ELYJAH AHMAD CEZARE
  2. MUHAMMAD ZULFADLI RIDWAN
  3. MAKMUR ZAINUDDIN
  4. CATUR WIRA SYAPUTRA MUCHTAR
  5. ANDI NUGRAHA
  6. MUH. IRWAN NUR
  7. MUHAMMAD ALIEF GUNAWAN
  8. MUH. SYIHAM ARIQ AGAM
  9. MUHAMMAD SYAHID
  10. MUH. IRSAN. B
  11. ACHMAD RIDHO
  12. ADIKA JANUARSYAH
  13. ACHMADANI ASWIN
  14. MULKI MUSTARI
  15. TRI JUNIANTO MS.L
  16. MUH. NURHIDAYATULLAH
  17. ANDI FATHAHILLAH ALIMUDDIN
  18. A. AKBAR RAHMAN

AKHWAT :
  1. NAYA NUR AZIZAH
  2. PUTRI DIAN TRITAMI
  3. SYAHIRA ALFIKRIAH
  4. AUDYA NUGRAHA
  5. JILAN ZALIKHA ANNISWA
  6. MUTMAINNAH PRATIWI RAHMAN
  7. FADHILLAH TRIASTUTI NAWIR
  8. NURANNISA YULIANA
  9. NOFIA SUCI PUSPITA
  10. CITRA ANGRENI WIJAYA
  11. NILDA INDRA WARDANI SUMARLI
  12. SITI HAWA. S
  13. AZZAHRA SALSABILA RAHMAN
  14. REZKY DWI WULAN DARI
  15. RIZKIA WAFIQ AZZAHRA
  16. MUTHIAH SALSABILA SYAMSUL
  17. NABILA AZZAHRA AGAM
  18. DEWI AMELIA PUTRI
  19. ERMAWATI
  20. ANDINI AMALIA PUTRI
  21. ATHIRAH RAHMAN
  22. ISNAENI RASYID
  23. MEILANA INDRIYANI GAFFAR
  24. KURNIATI
  25. NURHALISA HALIM
  26. AUREL ALICIA VALENTINA
  27. DWI FEBRIANTI
  28. ZAHRAH INNA NUR AFIFAH TAMRIN
  29. DWI NATALYA
  30. SRI NURZAHWA PRATIWI
  31. ARDA NUR INDAH SYARIF
  32. RINDI ANTIKA
  33. NURKHAFIFAH
  34. ADINDA FEBINIA PARAMESWARI
  35. A. AULIA SEPTIYANI

Selasa, 13 Mei 2014

Daurah Tafkih

Fiqh : Produk Hukum Islam Yang Sesuai Karakter Syariah

Hukum dapat dipengaruhi :
1. Tempat,
2. Seseorang yang bertanya
3. Waktu

Satu permasalahan jika ditanya oleh dua orang penanya maka akan mempunyai jawaban yang "berbeda"
satu pertanyaan jika ditanya di tempat yang berbeda akan mempunyai jawaban yang berbeda juga, dan satu pertanyaan yang ditanya di watu yang berbeda juga akan punya jawaban yang berbeda.

janganlah menjadi orang yang menjadi yang ikut-ikut saja, tetapi ..... memutuskan hukum perlu kita pelajari agar kita dapat memahami sendiri apa konsekuensinya.
 dalam mengambil hukum itu ada aspek yang harus kita lihat / seimbangkan yaitu : dari segi ubudiyah (ritual) dan sosial .................
kalau mengacu pada prioritas maka kita harus dahulukan yg ubudiyah.

wallahu a'lam bis sawab....!

Pembinaan Taman Kanak-Kanak Al-Qur'an & Taman Pendidikan Al-Qur'an

1. Pembinaan TKA/TPA di Masjid Rihlah Mubarak BTN Ranggoon Permai & Biring Romang Kelurahan
    Bangkala Kecamatan Manggala Kota Makassar Prov. Sulawesi Selatan.

    a. Santri belajar Khat/Tahsinul Kitabah bersama ust. La Ode Ramlan




         b. Praktek Sholat




         c.  Santri Iqra di bawah bimbingan ustadzah Suriati Dg. Asseng & ustadzah Nurbaya



Sabtu, 01 Februari 2014

Selayang Pandang Kampus Kami (STAI Al-Azhar Gowa)


Pengantar 
     STAI Al-Azhar Gowa, Sebuah institusi pendidikan tinggi dikelola Yayasan Al-Azhar Makassar yang mendapat Ijin Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI membina program studi Ekonomi Syari'ah (S1) dan Ahwal Syakhshiyah (S1) Desain kurikulum perpaduan kurikulum pembelajaran universitas di Timur Tengah, kurikulum nasional Kementrian Agama RI dan desain kurikulkum lokal yang diajarkan melalui pendekatan penelitian ilmiah dan aplikasi praktis dibimbing oleh dosen kompeten alumni dalam dan luar negeri serta bimbingan dosen khusus praktisi ekonomi, keuangan, perbankan dan hukum dari lembaga kredibel. Di dukung kampus yang dibentuk menjadi lingkungan yang kondusif sebagai arus besar dalam membentuk semangat dalam aplikasi nilai-nilai Islam serta pembentukan karakter islami

Visi dan Misi 
Visi 
Menjadi Perguruan Tinggi Islam terdepan di Indonesia Timur yang Berkarakter Islami, Mandiri dan Berwawasan Global

Misi 
  1. Menyiapkan lulusan yang religius mandiri dan berwawasan global.
  2. Menerapkan kurikulum pembelajaran berbasis syaksiyah Islamiyah mutakamilah (Islamic Character).
  3. Membangun jaringan yang luas kepada semua pihak baik pemerintah, BUMN, sektor usaha, maupun swasta.
  4. Menumbuhkan semangat keunggulan pada diri mahasiswa dalam keilmuan, dunia kerja dan pelayanan masyarakat.
  5. Menciptakan lingkungan pendidikan yang Islami berbasis Informasi Teknologi

Dosen Pengajar
  1. Dr. Najamuddin Mara Hamid, Lc., MA. (Univ. Umdurman Sudan/ UIN Alauddin Makassar)
  2. Dr. Hasanna Lawang, Lc., M.EI. (LIPIA Jakarta/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
  3. Dr. H. Mujetaba Mustafa, M. Ag. (UIN Alauddin Makassar)
  4. Dr. H. Abdul Qahar Zainal, Lc., MA. (LIPIA Jakarta/ Univ. El-Nilein Sudan)
  5. Dr. H. Safaruddin Rappe, MA. (Univ. Liga Arab, Mesir)
  6. Dr. H. Mukhlis Bakri, Lc., MA. (Univ. Al-Iman Yaman/ Univ. Kebangsaan Malaisya)
  7. Dr. H. Yusri Arsyad, Lc., MA. (Univ. Az-Zaituniyah, Tunisia)
  8. H. Muhammad Thalib Bonto, Lc., M. Phill. (Univ. Islam Islamabad, Pakistan)
  9. H. Muhammad Yusuf Abd. Mannan, Lc., MA. (Univ. Umdurman, Sudan)
  10. H. Abdurrauf Rasyid, Lc., MA. (Univ. Islam Madinah, Saudi Arabia)
  11. H. Abdurrahman Sakka, Lc., MA. (Univ. Al-Azhar, Mesir) 
  12. H. Ismail Kappaja, Lc. (Univ. Al-Azhar Kairo, Mesir) 
  13. H. Arsul Maddupe, Lc. (Univ. Omdurman Sudan) 
  14. Hj. Wardah Jaffar, Lc.,M. EI. (UMI Makassar) 
  15. Hj. Rusniah Darussalam, Lc.,M.Ag (IAIN Sunan Gunung Djati Bandung) 
  16. Hj.Siti Salmah Bustamin, Lc (Univ. Al-Azhar Kairo, Mesir) 
  17. Hj. Zaenab Abdullah, Lc., M. Th.I. (Univ. Al-Azhar Kairo, Mesir) 
  18. Hj. Ni’matuzzahrah, Lc., M. Th. I. (Univ. Al-Azhar Kairo, Mesir) 
  19. Ahmad Baharuddin, Lc., M. Th.I. (Univ. Al-Azhar Kairo, Mesir) 
  20. Abdul Rahman Zain, Lc., M. Th.I. (Univ. Al-Azhar Kairo, Mesir) 
  21. Ammar Munir, Lc., M.Th.I. (Univ. Al-Azhar Kairo, Mesir) 
  22. A. Hadi Ibrahim Baso, SS.MA. (Univ. Muslim Indonesia)
  23. Jumadil Muhammad, SS. (Univ. Muslim Indonesia)
  24. Munawar Ahmad, S.H., MH. (Univ. Muslim Indonesia)

Untuk lebih jelasnya silahkan klik http://staialazhar.blogspot.com/

Kamis, 30 Januari 2014

SILATDA & JAMBORE 1 FSLDK SESULSELBAR

Alhamdulillah kegiatan Silaturrahmi Daerah (SILATDA) dan Jambore 1 Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Se Sulawesi Selatan dan Barat (SulSelBar)berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan.

Lembaga Dakwah kampus (LDK) yang turut serta meramaikan acara tersebut ialah :
1. LDK Al-Azhar Makassar,
2. LDK Al-Insyirah Bone,
3. LDK Al-Jami' UIN Alauddin Makassar, dan
4. LDK Ruhul Jadid Pangkep.

Kegiatan dilakukan di dua tempat, yaitu : Taman Wisata Sumpang Bita & Kawasan Wisata Leang Londrong. Kedua tempat ini masih berada di daerah Pangkep. Di Taman Wisata Sumpang Bita terdapat Wisata Tangga Seribu, Beberapa Villa, Kolam permandian yang berada di puncak tangga seribu, dan dua buah gua yang juga berada di puncak tangga seribu; sedangkan di Kawasan Leang Londrong terdapat sebuah gua yang agak seram karena banyak terdapat sesajian di dalam mulut gua tersebut, kolam renang yang cukup unik karena berada diantara mulut gua dan gunung yang berdiri tegak, serta dua buah gubuk kecil.

Lokasi yang kedua ini (kawasan wisata Leang Londrong, Pangkep) cukup menantang, karena berada diantara gunung-gunung yang menjulang tinggi dimana sewaktu-waktu melepaskan peluruh berupa batu yang berada di genggamannya, terdapatnya sebuah gua yang cukup seram karena di dalam mulut gua tersebut terdapat sesajian, aliran air sungai yang cukup deras seolah melambai penuh makna, sebuah kolam yang di dalamnya terdapat seekor ular(kata salah seorang warga setempat), agak jauh dari perumahan warga, adanya babi hutan yang sering berkeliaran di siang dan di malam hari, dan masih banyak lagi deh keunikan lainnya.

Kawasan Wisata Sumpang Bita Pangkep

Puncak Tangga Seribu didepan mulut Gua & Kolam Renang

Akh. Hamka & Akh. Wawan Sedang menikmati kesegaran kolam renang puncak tangga seribu

Mangarungi Tangga Seribu

Jembatan Sumpang Bita

Asyiiik, lagi sarapan pagi nih !

Materi "Aktifis Dakwah Siaga Bencana"

Tiba di lokasi yang ke 2 (Kawasan Wisata Leang Londrong, Pangkep)

Gua Sesajian

Akh. Irham (memakai jaket LDK Al-Insyirah Bone) & Akh. Nurdin (memakai jaket LDK Al-Azhar Makassar)

Sahabat yang tak tergantikan (Kader LDK Al-Insyirah Bone & Kader LDK Al-Azhar Makassar)

Kader Akhwat LDK Al-Insyirah Bone beristirahat di sebuah gubuk dekat kolam

Beberapa kader akhwat tiba di lokasi

Akh. Wawan (kader LDK Al-Jami' UIN Alauddin Makassar) "Mantap, Allahu Akbar"

Serah-Terima Amanah tuang rumah pelaksanaan Silatda & Jambore SeSulSel-Bar

Allahu Akbar...!!!

Kediaman kakak mertua akh. Nurdin

Begitu indah tuk dilupakan...!!!

Insya Allah, kegiatan Silatda & Jambore II FSLDK SeSulSel-Bar akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 di Bone dan yang akan menjadi tuang rumah LDK Al-Insyirah Bone. diharapkan kepada semua LDK yang ada di wilayah SulSel-Bar agar mempersiapkan diri ikut serta dalam kegiatan tersebut.

keterlibatan kita dalam suatu kegiatan dakwah (kecil maupun besar) adalah salah satu bentuk amal jama'i sebagai pelopor perubahan.

Tatap semangat, Allahu Akbar...!!!

Rabu, 29 Januari 2014

Agenda Rapat LDK Al-Azhar Rabu, 29 Januari 2014

Pembahasan :
1. Pemahaman tentang Profil LDK Al-Azhar
2. Pembenahan Struktur LDK Al-Azhar
3. Evaluasi Program Kerja
4. Penetapan Program Kerja
5. Pembentukan Tim Strategi Dakwah

Peserta Ikhwan :
1. Irham Rahmat
2. Abdul Salam
3. Abdullah Dedibes
4. Muhammad Nurdin
5. Asis
6. Aswar Ashari
7. Muh. Hasan Sebyar
8. Ansar

Peserta Akhwat :
1. Sulfiyanti
2. Masyita
3. Salmah
4. Hijrah
5. Sitti patimah
6. Riska wahyuni
7. Ana laila

Penetapan Program Kerja Sementara :
1. Sarasehan Daerah di Makassar, Maret 2014
2. FSLDKD VII di Mamuju, Maret 2014
3. Silatda & Jambore II di Bone, Agustus 2014
4. Pembinaan Taman Bacaan Masyarakat
5. Pembinaan Lembaga Dakwah Sekolah
6. Pemberdayaan Sumber Daya Masjid
7. Kajian Pekanan
8. Kajian Keakhwatan
9. Pelatihan Jurnalistik
10. Festival Muslim Kreatif

Bicarakan Ide - Bukan Gosip!

"Siapapun yang bergosip padamu, akan
bergosip tentang dirimu"- Pepatah Spanyol

Dear Sahabat,

Anda pasti pernah mendengar pepatah
ini; bahwa orang-orang besar senang
berbicara tentang ide-ide, sementara
orang biasa-biasa suka berbicara
tentang diri mereka sendiri dan
orang-orang kecil suka berbicara
tentang orang lain.

Itulah gosip. Gosip membuat orang
menjadi kecil. Tidak ada sesuatu yang
bisa ditawarkan dalam gosip. Gosip
hanya mengurangi kredibilitas orang
membicarakan dan yang dibicarakan
serta bisa menghancurkan orang yang
mendengarkan.

Berhenti menyebarkan gosip dan
menjadi penerima gosip. Jika Anda
menghentikan gosip yang diteruskan
hanya sampai pada Anda, Anda akan
memperbaiki kehidupan orang lain dan
diri Anda lebih baik lagi.

Lagipula, orang yang menceritakan
gosip pada kita, biasanya akan
menggosipkan kita juga.

Orang yang memiliki integritas tidak
suka mengumbar omongan tentang orang
lain di belakangnya. Jika memiliki
masalah dengan seseorang, ia lebih
baik mendatangi orang tersebut dan
membicarakan masalahnya, tidak pernah
melalui orang ketiga.

Mereka juga akan memuji orang secara
terbuka dan mengkritik orang secara
pribadi.

Jika Anda adalah orang besar,
berhentilah membicarakan orang lain
dan mari membicarakan ide-ide besar
yang bisa mengubah dunia! :-)

Anne Ahira

////////////////////////////////////////
Sponsor:

Anda punya teman UKM?
Tolong beritahu mereka tentang www.AsianBrain.com
Agar mereka bisa mulai mempromosikan produknya
secara online! :-)

Senin, 13 Januari 2014

Visi Misi Lembaga Dakwah Kampus

A. Posisi Strategis Penentuan Visi dan Misi LDK
Apa yang telah diungkapkan di atas merupakan pedoman yang berlaku umum dalam konteks dakwah kampus. Pedoman tersebut akan dilaksanakan oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) untuk mencapai tujuan dakwah secara umum dan tujuan dakwah kampus secara khusus. Sebagai sebuah organisasi, sewajarnya jika dalam kegiatan dakwah di kampus, LDK terlebih dahulu menetapkan visi dan misi sebagai arahan organisasi. Bagaimana visi misi tersebut dalam konteks kegiatan LDK sebenarnya dan bagaimana langkah-langkah pembentukannya akan dibahas pada bagian ini.

Masyarakat kampus memiliki ciri dan kondisi yang amat berbeda dengan masyarakat lainnya. Perbedaan ini nampak jelas dalam aspek: kecepatan bergerak, perubahan anggotanya yang terus-menerus, dan interaksinya dengan berbagai situasi yang ada baik di kampus, masyarakat, maupun negara. Oleh karena itu, menjadi wajar jika pengguliran roda dakwah melalui LDK seringkali harus melalui pertarungan sampingan yang terkadang sulit untuk diatasi dan menambah beban para pengelolanya.

Berkaitan dengan hal itu, dakwah melalui LDK tidak hanya sekadar membutuhkan pengelolaan/manajemen (idaroh), yakni pengelolaan sesuatu dengan benar; tetapi juga membutuhkan kepemimpinan (pemimpin), yakni pemilihan hal-hal yang benar dan tepat. Dengan kata lain, pemimpin bertugas menentukan apa-apa yang penting dan benar serta mendorong yang lain untuk mewujudkannya. Jadi, adalah tugas pemimpin untuk memandang sesuatu secara global tanpa mencampuradukkan dengan detil-detilnya dan mendorong kepada hal-hal yang belum terwujud dalam kenyataan.

Untuk itu, hal pertama yang harus dilakukan oleh pemimpin ialah melakukan perencanaan strategis. Dalam hal ini yang dimaksud dengan perencanaan strategis ialah menciptakan gambaran pemikiran kerja masa depan yang harus berbeda dengan kondisi sekarang, lalu ditentukan sarana-sarana yang dapat digunakan untuk mewujudkan pemikiran tersebut dan apa saja yang mungkin menghalanginya. Perencanaan tersebut merupakan upaya terstruktur dan efektif untuk mencapai kemampuan dan kerja, dan dapat menggambarkan hakikat sebuah lembaga, serta mengandung kejelasan apa yang harus dilakukan dan mengapa hal itu harus dilakukan.

Dalam melakukan perencanaan strategis ini terdapat beberapa fase yang harus dilalui yang berhubungan erat satu dengan yang lain:
1. Fase inisiatif dan kesepakatan.
Pada fase ini yang dilakukan ialah:
 Menentukan pihak pengambil keputusan atau hal-hal lain yang mempengaruhinya baik di dalam maupun di luar lembaga.
 Menentukan pihak yang terlibat dalam proses perencanaan strategis.
 Menentukan langkah-langkah yang ditempuh dalam perencanaan strategis.

2. Fase penetapan misi lembaga dan prinsip nilainya.
Keberadaan LDK sebagai lembaga sesungguhnya hanyalah sarana, bukan tujuan akhir. Dalam hal ini, LDK memiliki misi yang ingin direalisasikan sebagai wujud keberadaan dirinya. Misilah yang akan menjelaskan maksud dan tujuan(visi) lembaga, menghindarkan lembaga dari perselisihan yang tidak perlu, dan membantu para anggota lembaga untuk berpikir positif. Selain itu, misi berfungsi pula sebagai daya tarik bagi orang lain untuk bergabung dengannya karena di situ terdapat sasaran dan pandangan lembaga. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan misi sebuah lembaga:
 Siapa kita?
 Apa maksud dan tujuan keberadaan kita?
 Masalah apa yang ingin kita pecahkan?
 Apa yang akan kita lakukan untuk memecahkan masalah tersebut?
 Apa filosofi dan prinsip nilai yang kita miliki?
 Kekhususan apa yang kita miliki dan tidak dimiliki oleh orang lain?

3. Menilai/mengukur lingkungan eksternal dan internal lembaga.
Fase ini diperlukan untuk menentukan titik kekuatan dan kelemahan, serta kesempatan dan peluang lembaga untuk dimanfaatkan, dan untuk menutupi kelemahan yang ada.

4. Menentukan masalah-masalah sentral dan strategis.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam fase ini:
 Masalah harus jelas, tertentu dan tertulis, kemudian lembaga memiliki sesuatu yang dapat dilakukan untuk menghadapinya.
 Harus pula disebutkan hal-hal nyata yang membuat masalah tersebut menjadi masalah yang strategis.
 Harus pula ditentukan apa akibat yang akan timbul jika masalah tersebut tidak ditangani.
 Masalah-masalah tersebut harus disusun dalam skala prioritas dan tingkat keperluan yang mendesak

5. Membuat strategi untuk menangani masalah-masalah sentral tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dari masing-masing kampus dan kesiapan dari aktivis dakwah kampus tersebut, dalam hal ini adalah aktivis LDK.

6. Meletakkan pandangan yang tajam terhadap masa depan lembaga. Pandangan ini akan sangat membantu para anggota yang tergabung dalam lembaga untuk memiliki kejelasan persepsi dan proyeksi masa depan, mengetahui peran yang dituntut dari setiap anggota, dan karakter tugas yang akan dibebankan kepada mereka. Oleh karena itu, pandangan ini diupayakan sejelas mungkin untuk menghindari kemungkinan salah tafsir, harus pula menarik, mendorong dan membangkitkan semangat serta berkesan di hati.

Demikianlah, posisi strategis penentuan visi-misi dalam konteks perencanaan strategis LDK yang dilakukan sebagai fungsi pemimpin.

Dalam literatur lain, disebutkan bahwa untuk membentuk sebuah tim/lembaga yang dinamis dibutuhkan beberapa tahapan utama. Proses ini dapat dibayangkan tak ubahnya seperti mendaki gunung. Dalam hal ini dibutuhkan perencanaan, strategi, dan tentu saja kerja keras untuk menaklukkan gunung tersebut. Puncak gunung tersebut tidak mungkin ditaklukkan dalam waktu semalam, namun jika tim tersebut tekun, terus menerus bergerak naik, meski perlahan akan diperoleh hasil yang menggembirakan. Dan pada akhirnya, jika tim tersebut telah mencapai puncak kinerjanya, sangat mungkin tim tersebut terpeleset jatuh sehingga penting untuk bangkit kembali guna mempertahankan kinerja puncaknya.

Jadi, lengkapnya tahapan tersebut meliputi:
 Menetapkan arah
Pada tahapan ini, sebuah tim harus memfokuskan diri pada misi dan membuat garis besar jalur yang akan ditempuh selama perjalanan ke depan. Pada tahap inilah, tim tersebut akan menentukan tujuan, prioritas, dan peraturan bagi dirinya.

 Bergerak
Pada tahap ini, sebuah tim akan memulai mendorong dirinya mendaki gunung dengan cara memastikan bahwa peran dan tanggung jawab seluruh anggota tim ditetapkan dengan jelas. Selain itu, pada tahap ini, tim tersebut harus pula menghadapi berbagai kendala yang harus diatasi.

 Mempercepat gerak
Melalui tahap ini, produktivitas tim akan dapat naik dengan cepat. Untuk itu, tim tersebut harus dapat memanfaatkan umpan balik dari sesama anggotanya, manajemen konflik, kerja sama, dan pembuatan keputusan yang efektif. Jika hal-hal tersebut berhasil dilakukan maka tim tersebut akan dapat menguasai wilayah secara cepat dan efektif, lalu menaklukkan gunung dengan kekuatan dan daya tahan mutlak.

 Sampai
Di sini sebuah tim benar-benar telah mencapai prestasi puncaknya. Dengan kata lain, tim tersebut telah berfungsi sebagai tim yang dinamis.

 Bangkit kembali
Jarang sekali sebuah tim bisa mencapai puncak dengan sekali upaya. Pada kenyataannya, gangguan dan perubahan yang tidak diinginkan sering menghalangi rencana yang paling mantap sekalipun. Apa yang terjadi jika dua anggota tim tersebut keluar? Atau apa yang terjadi jika tiba-tiba organisasi memutuskan untuk merestrukturisasi tim tersebut? Tentulah ketangguhan tim tersebut akan melemah dan mulai tersaruk-saruk. Jika ini yang terjadi maka tim tersebut seharusnya memasuki masa bangkit kembali, mundur untuk melakukan koordinasi. Yang dilakukan bisa saja kembali ke tahap pertama atau tahap kedua bergantung pada permasalahan yang dihadapi.

B. Realisasi dalam Membuat Visi dan Misi LDK
1. Merumuskan Visi LDK
Yang dimaksud dengan visi ialah impian lembaga di masa yang akan datang. Atau secara lengkapnya visi dapat dikatakan sebagai kejelasan pandangan, bukan dalam konteks visual, namun dalam konteks mempersepsi dan memahami sesuatu berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran yang diyakini. Jadi visi tersebut perlu dibuat sebagai ilham bagi setiap langkah yang diambil oleh lembaga. Suatu lembaga harus memiliki visi yang jauh ke depan, luas, dan menyeluruh, serta tidak kaku terhadap sudut pandang yang lain. Maka untuk merumuskannya, menurut B.S. Wibowo dalam buku SHOOT, terdapat beberapa hal yang perlu dipenuhi, yaitu:
 Visi adalah apa yang tampak di khayal atau kemampuan untuk melihat pada inti persoalan.
 Visi adalah bagaimana seluruh anggota lembaga tersebut bersepakat untuk mencapainya.
 Visi merupakan ekspresi dari suatu harapan.
 Visi merupakan penjabaran bagaimana wujud suatu lembaga apabila tujuannya tercapai.
 Visi ditulis dalam bentuk tujuan dalam satu kalimat pendek.
 Visi sebaiknya pendek, singkat, dan spesifik.
 Visi sebaiknya relevan dengan lembaga, dapat dicapai, dan memuaskan.
 Visi hendaknya dapat diukur pencapaiannya, sehingga dapat dikembangkan jika sudah tercapai.
 Visi sebaiknya yang kasat mata sehingga semua orang dapat melihat tujuan, dan dapat menyetujui imajinasinya.
 Visi tidak lepas dari sejarah pendirian dan perkembangan lembaga.

Dalam penentuannya, seluruh anggota lembaga tersebut dapat diminta untuk berkomentar tentang apa yang diinginkan tentang lembaga tersebut pada masa depan, lalu hasilnya diolah sehingga terbentuk sebuah visi. Namun pada kenyataannya, agak rumit menyusun kalimat dan pilihan kata yang mampu mewakili banyak kepentingan.

2. Merumuskan Misi LDK
Yang dimaksud dengan misi ialah arah yang ingin dicapai oleh suatu lembaga, yaitu pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa yang akan datang dengan menyiratkan bentuk pelayanan yang akan ditawarkan dalam pencapaian visi. Dengan demikian misi dapat berarti kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh suatu organisasi, dan nilai tersebut merupakan ukuran yang mengandung kebenaran atau kebaikan mengenai keyakinan dan perilaku organisasi yang paling dianut dan digunakan sebagai budaya kerja dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan untuk mencapai misi dan visi organisasi. Dalam pernyataan misi dijelaskan mengapa organisasi tersebut perlu eksis dan apa manfaatnya di masa yang akan datang. Misi ini akan membedakan antara satu organisasi dengan organisasi sejenis lainnya karena implementasi dari misi bersifat lebih spesifik.

Untuk menyusun sebuah misi terdapat beberapa ciri yang sebagai panduan,
yaitu:
a. Harus bernilai luhur
Misi harus bernilai luhur dan ideal, maksudnya harus berdasarkan nilai-nilai universal yang berasal dari Allah SWT dan bukan berdasarkan nilai-nilai negatif yang cenderung destruktif.
b. Fleksibel
Dengan adanya fleksibilitas misi maka dapat mendukung para pelaksana misi tersebut agar tidak kehilangan daya kretivitasnya dalam mengimplementasikan misi ke dalam bentuk kerja operasional, karena jika suatu misi bersifat terlalu kaku maka kemungkinan terjadinya perubahanperubahan cara untuk mencapai tujuan sangatlah kecil dan hal tersebut dapat mematikan kreativitas si pelaksana. Selain itu fleksibilitas tersebut juga memungkinkan adanya masukan-masukan dari pihak lain terhadap misi kita karena masukan dari luar tersebut biasanya dapat mendatangkan kejelasan dan perspektif yang segar ke dalam proses penulisan pernyataan misi kita.
c. Menarik
Misi yang menarik dapat menyuplai energi baru dan dapat memotivasi para pelaksananya untuk senantiasa menjalankan dan mempertahankan misi dalam kondisi apapun. Hal tersebut dapat memberikan rasa optimis, melahirkan suatu harapan daripada rasa kekhawatiran.
d. Spiritual
Yang dimaksud dengan spiritual adalah misi bersifat non materi atau lebih bersifat abstrak, yang tidak bisa diukur secara kuntitatif namun dapat dirasakan secara subyektif melalui pendekatan kualitatif.
e. Jelas
Misi yang baik adalah yang jelas, agar mudah dipahami dan dihayati, tidak memiliki makna ganda. Misi dengan kata-kata puitis terlihat indah namun kadang-kadang susah dimengerti maksudnya sehingga dapat menyimpangkan arti.
f. Sederhana
Misi sebaiknya dibuat sesederhana mungkin. Sederhana di sini bukan berarti pendek.
g. Susunan dan nada kata-kata harus mencerminkan kepribadian organisasi.
h. Mampu mengidentifikasikan falsafah organisasi.
i. Mampu menggambarkan harapan masyarakat terhadap lembaga tersebut.
j. Menggambarkan ‘self image’ lembaga tersebut.

3. Langkah-langkah Membuat Misi
Setelah mengetahui beberapa paparan teori tentang misi, maka langkah riil yang harus dilakukan adalah membuat misi itu sendiri. Misi sebaiknya tertulis agar mudah diingat, dihafal, dimengerti, dan dihayati. Beberapa langkah dalam membuat misi, yaitu:
a. Menjawab enam unsur misi.
Dalam membuat misi tersebut maka para pelaksananya harus mampu menjawab beberapa pertanyaan seperti:
 Siapa saya (dalam hal ini adalah organisasi)? jawaban harus mencerminkan organisasi secara keseluruhan, tidak secara parsial.
 Mengapa organisasi tersebut ada?
 Apa keunggulan atau kelebihan yang dimiliki oleh organisasi tersebut?
 Untuk siapa ia bekerja?
 Apa hasil atau produk dari organisasi tersebut?
 Di mana mengerjakannya?
b. Menggabungkan jawaban pertanyaan mengenai misi menjadi satu kalimat atau beberapa kalimat.
Setelah menjawab keenam pertanyaan tersebut maka langkah selanjutnya adalah menggabungkan jawaban-jawaban tersebut menjadi sebuah atau beberapa kalimat. Kalimat tersebut harus singkat dan sederhana serta harus mengandung ciri-ciri misi yang telah dijelaskan sebelumnya. Kalimat tersebut tidak harus memakai kata-kata yang sama persis seperti jawaban keenam pertanyaan di atas.

Dakwah Kampus

A. Definisi & Ruang Lingkup
Dakwah kampus adalah implementasi dakwah ilallah dalam lingkup perguruan tinggi. Dimaksudkan untuk menyeru civitas akademika ke jalan Islam dengan memanfaatkan berbagai sarana formal/informal yang ada di dalam kampus. Dakwah kampus bergerak di lingkungan masyarakat ilmiah yang mengedepankan intelektualitas dan profesionalitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas dakwah kampus merupakan salah satu tiang dari dakwah secara keseluruhan, puncak aktivitasnya serta medan yang paling banyak hasil dan pengaruhnya terhadap masyarakat.

B. Latar Belakang Adanya Dakwah Kampus
 Rasulullah SAW selalu memberikan perhatian yang cukup besar terhadap para pemuda.
 Pentingnya dukungan para pemuda sebagai prasyarat tegaknya suatu pemikiran atau pergerakan.
 Adanya kekhasan mahasiswa Indonesia.
 Pelajaran dari sejarah.
 Masalah regenerasi, pewarisan nilai dan pengalaman merupakan suatu hal yang wajib diperhatikan demi keberlangsungan dakwah.
 Kampus merupakan medan kompetisi antar pergerakan yang lebih terbuka.

C. Keistimewaan Mahasiswa
 Quwwatus-syabaab (kekuatan pemuda)
Sejak zaman Rasulullah SAW, pemuda merupakan barisan utama dalam memperjuangkan risalah Islam. Pemuda memiliki semangat serta dinamis dalam melakukan segala aktivitas. Hal ini yang menjadikan pemuda selalu memberikan banyak pengaruh dalam perubahan sebuah kaum atau bangsa.
 ‘Atho bilaa tahazzub (memberi tanpa berpihak)
Mahasiswa memiliki pandangan jauh ke depan dan mempunyai sebuah pandangan objektif dan rasional dalam banyak hal. Kekuatan prinsip ini menjadikan perjuangan mahasiswa terjaga idealismenya dan mampu menjunjung nilai kejujuran dan kemurnian sebuah perjuangan.
 Qaumun ‘amaliyyun (selalu bekerja)
Wawasan, kompetensi serta kepedulian seorang mahasiswa menjadikan mereka kaum yang progresif dan dinamis. Sifat ini memberikan sebuah energi yang besar dalam bekerja dan beramal secara terus menerus dan dapat mengikuti perubahan zaman.
 Al mar’atu war-rijal (wanita dan pria)
Persoalan umat mencakup wilayah pria dan wanita, sedangkan mahasiswa merupakan komunitas yang terdiri dari pria dan wanita. Sehingga komunitas mahasiswa ini akan mampu memperjuangkan permasalahan umat.
 Laa istibdaad (tanpa keditaktoran)
Mahasiswa tidak bersifat pragmatis terhadap sebuah kepentingan yang bisa memicu perbedaan dan perselisihan. Rasa kebebasan dan kemerdekaan sebagai seorang mahasiswa yang beriman dan berilmu, mendorong mereka terbuka untuk sebuah musyawarah demi mencapai keputusan terbaik.
 ‘Alamiyyah (internasional)
Kesamaan status sebagai mahasiswa, membuat mereka jauh dari fanatisme kedaerahan, agama, maupun ras. Mahasiswa bisa bertemu dan berhimpun bersama atas nama mahasiswa, tanpa batasan bangsa maupun ras.

D. Keistimewaan Dakwah Kampus
 Kampus adalah tempat berkumpulnya para pemuda untuk waktu yang cukup lama baik di dalam maupun di luar bidang kuliah dimana mereka saling berdiskusi dan berdialog, berinteraksi, dan bertukar pengalaman.
 Dakwah kampus merupakan tempat yang paling strategis untuk mencetak kader dan meluluskan tokoh serta pemimpin masyarakat di segala bidang.
 Kampus merupakan gudang ilmu dan rumah penelitian ilmiah, maka ia adalah sarana umat untuk membangun peradaban dan menguasai serta memanfaatkan kemajuan.
 Dakwah kampus merupakan aktivitas yang meluas ke seluruh dunia. Setiap negara memiliki puluhan bahkan ratusan universitas dan institut dengan jutaan mahasiswa.
 Dakwah di kampus memiliki kesempatan yang besar dalam mencetak mahasiswa yang sholeh, warga negara yang berguna dan peduli dengan nasib umatnya.
 Adanya perhatian yang khusus bagi mahasiswa karena ia merupakan separuh dari masyarakat dan tiang pendidikan bagi mereka.
 Kampus adalah lingkungan terbuka, tempat mahasiswa mempelajari nilai-nilai dan melatih diri untuk menerapkannya. Nilai-nilai itu di antaranya adalah nilai-nilai kemerdekaan, demokrasi, dialog, menghargai pendapat orang lain, cinta tanah air dan tanggung jawab.
 Kampus adalah lingkungan yang bebas, dimana semua aliran dapat mengungkapkan pendapatnya.
 Dakwah kampus akan melindungi mahasiswa dari kegiatan-kegiatan yang bersifat negatif.

E. Peran dan Fungsi Mahasiswa
Masyarakat terbentuk dari pribadi-pribadi manusia dan lingkungan yang melingkupinya serta nilai-nilai baku di dalamnya. Jika unsur-unsur ini terjalin dengan seimbang berarti masyarakat itu akan kokoh dan matang. Jika individu adalah dasar setiap masyarakat maka mahasiswa adalah salah satu individu yang paling banyak kontribusinya di masyarakat, paling dinamis dan berpengetahuan. Sehingga dapat dijabarkan bahwa mahasiswa –yang umumnya merupakan kontributor yang paling berpengaruh terhadap perubahan kondisi umat Islam–dapat memiliki fungsi sebagai berikut.
 Da’i ( Guardian of Value )
 Agent of Change
 Iron Stock

Oleh karena itu, jika mahasiswa mengambil peran dalam dakwah kampus, diharapkan dakwah kampus ini akan memiliki da’i-da’i yang tingkat intelektualitasnya tinggi, menjadi cadangan masa depan, dan berfungsi sebagai unsur perubah kondisi bangsa.

F. Urgensi Dakwah Kampus
Sesungguhnya semua tempat di bumi Allah merupakan tempat yang baik untuk berdakwah, di kota atau desa, kantor atau pasar, di kampus atau bahkan di kampung sekalipun. Tidak ada satu tempat pun yang memiliki kemuliaan lebih untuk berdakwah dibandingkan tempat yang lain. Masing-masing memiliki prospek dan tantangannya sendiri-sendiri.

Namun tidak dipungkiri bahwa civitas akademika, kelak akan menjadi bagian yang paling menentukan dalam perubahan masyarakat. Civitas akademika adalah komunitas kecil, elit, yang terdiri dari sedikit orang yang beruntung untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, serta dipercaya oleh masyarakat dan pemegang kekuasaan negara sebagai komunitas yang memiliki kapasitas keilmuan, intelektualitas dan profesionalitas lebih dibanding komunitas lainnya. Oleh karena itu dakwah di kampus, yang juga merupakan bagian kecil dari jalan panjang dakwah Islam ini, menjadi bernilai penting, karena berdakwah di kalangan civitas akademika berarti mengajak komunitas yang memiliki daya gerak tinggi (dengan kapasitas langka, intelektualitas & profesionalitas) terhadap kondisi sosial, yang akan membantu pencapaian tujuan dakwah secara umum, yakni: transformasi menuju masyarakat islami.

G. Tujuan Dakwah Kampus
Berdasarkan keistimewaan mahasiswa dan keistimewaan kampus itu sendiri, tujuan dakwah kampus dijabarkan singkat sebagai berikut. Membentuk dan me-suplai alumni yang berafiliasi kepada Islam serta optimalisasi peran kampus dalam mentransformasi masyarakat menuju masyarakat islami. Melalui dakwah kampus diharapkan lahir intelektual-intelektual muda yang profesional dalam bidang yang digelutinya dan tetap memiliki ikatan dan keberpihakan yang tinggi terhadap Islam. Merekalah pembaharu-pembaharu yang dapat melakukan perubahan-perubahan kondisi masyarakat menuju kehidupan islami hingga akhirnya terwujudlah cita-cita kebangkitan Islam.

H. Ruang Lingkup Dakwah Kampus
Salah satu karakteristik dakwah adalah syumuliyah atau menyeluruh. Sehingga dalam melakukan aktivitas dakwah haruslah meliputi segala aspek. Akan tetapi dakwah kampus punya orientasi tersendiri dalam menjalankan agenda dakwahnya. Dakwah kampus haruslah punya fokus tertentu agar energi yang telah dikeluarkan oleh seorang aktivis dakwah kampus dapat tersalurkan dengan efektif dan efisien. Ruang lingkup dakwah kampus, yakni:
 Amal assasiyatu dakwah (dasar-dasar dakwah)
Dakwah kampus diharapkan dapat menyampaikan risalah Islam dan menegakkan kalimat-kalimat Allah secara jelas di kampus. Mahasiswa yang menjadi subjek dakwah kampus harus bisa menjadi da’i yang menyeru kepada kebenaran dan menolak kemungkaran.
 Amal khidamy (pelayanan)
Salah satu sasaran dalam dakwah ini adalah bagaimana agar dakwah ini bisa diterima oleh semua kalangan dan Islam menjadi rahmatan lil’alamin. Sebelum mencapai tahapan tersebut Islam haruslah mampu menjadi khidmatul ummah, yakni pelayan umat. Pelayan di sini dimaksudkan memberikan bantuan serta memberikan pelayanan-pelayan yang dibutuhkan objek dakwah agar mereka bisa menjalani aktivitas mereka dengan baik.
 Amal ilmiah fanniyah (ilmu dan profesi)
Tujuan utama mahasiswa di kampus adalah kuliah. Sebagai seorang muslim haruslah memiliki kompetensi akademik yang baik serta betul-betul memahami keilmuan yang dipelajari di bangku kuliah. Mahasiswa merupakan tumpuan bagi bangsa, dan saat ini salah satu solusi dalam mengembalikan kejayaan Islam adalah dengan teknologi dan ilmu pengetahuan, sehingga peran mahasiswa dalam hal ini sangatlah dominan.
 Amal siyasi (politik)
Mahasiswa memiliki peran sebagai komponen penekan kebijakan pemerintah. Terutama kebijakan yang merugikan rakyat. Patut mahasiswa sadari bersama bahwa masyarakat berharap banyak agar mahasiswa bisa menjadi jembatan perubah kondisi bangsa.

I. Sasaran Dakwah Kampus
Dalam semua aktivitas, dan tentunya juga aktivitas dakwah tentunya sebuah sasaran haruslah dirumuskan agar tujuan umum dakwah dapat tercapai dengan cara dan tahapan yang realistis. Adapun sasaran dakwah kampus tersebut adalah sebagai berikut.
 Membangun kesadaran dan pemahaman Islam.
 Melatih menjadi calon pemimpin.
 Membangun iklim kehidupan keilmuan dan kebebasan dakwah.
 Membangun hubungan dan kerja sama dengan berbagai unsur.
 Terbentuk bi’ah (lingkungan) kondusif.
 Terbentuknya opini ketinggian Islam.
 Terbentuknya kesinambungan barisan dakwah.
 Terbentuknya hubungan timbal balik antara rekrutmen dan pengkaderan.

J. Strategi Dakwah Kampus
Dalam hal ini, objek yang menjadi bidang garapan dakwah kampus ialah civitas akedemika yang meliputi: mahasiswa, dosen, dan karyawan serta masyarakat sekitar. Mengingat objeknya yang demikian itu, maka lingkup kegiatan dari dakwah kampus ialah meliputi: amal pelayanan, ilmiah keprofesian, dan syi’ar Islam. Dalam implementasinya, dakwah kampus haruslah tetap memegang teguh prinsip-prinsip berikut.
 Al-Islam sebagai sistem kehidupan manusia (way of life) yang sempurna dan menyeluruh.
 Iman dan amal shalih sebagai dasar penerapan nilai-nilai Islam di lingkungan kampus.
 Al-Qur’an, As-Sunnah serta Sirah Nabawiyah sebagai dasar aktivitas dan pembinaan.
 Insan kamil sebagai sasaran akhir.
 Intelektualitas dan profesionalitas sebagai karakter seorang muslim.
 Dakwah dan pendidikan sebagai pilar utama dalam pembentukan individu dan masyarakat islami.

Setelah memahami bagaimana prinsip dakwah kampus, tentunya diperlukan strategi yang tepat dalam melaksanakan dakwah kampus itu sendiri. Strategi ini diharapkan dapat menjadi sebuah arahan bagaimana dakwah kampus itu berjalan. Strategi yang menjadi fungsi utama dakwah kampus adalah sebagai berikut.
 Melayani dan melindungi kebutuhan dan kepentingan umat (mahasiswa dan masyarakat), khidmatul ummah.
 Menyebarkan fikroh dan informasi (nasyrudda’wah).
 Membangun opini yang terkait dengan kepentingan dakwah (binna ru’yah Islamiyah).
 Mengembangkan kemampuan SDM dakwah (tanmiyatul kafaah).
 Mencetak figur-figur massa untuk kepentingan sosialisasi pesan dan nilai-nilai Islam ke masyarakat luas (binaa syakhsiyah barizah).
 Menghimpun tokoh dan pakar yang siap memberikan kontribusi pemikiran dan pengaruhnya bagi kepentingan dakwah (tajmi’ syakhsiyaat).
 Menjadi rujukan dalam bidang kompetensi institusionalnya (maroji’ul ummah).
 Membangun jaringan kerjasama (networking) dengan lembaga lain.
 Menjadi komponen penekan yang efektif bagi para pengambil kebijakan pemerintahan.

K. Prospek Dakwah Kampus Masa Depan
Berkaitan dengan itu, terdapat setidaknya tiga faktor pendukung yang menunjang prospek atau harapan berhasilnya dakwah di kampus, yakni:
1. Situasi sekeliling baik internasional, nasional maupun lokal kota/kampus
Saat ini, situasi dunia diwarnai dengan dua hal sekaligus, yakni kebangkitan perjuangan Islam dan penindasan atas kaum muslimin. Di satu sisi, hal ini menunjukkan kepada kita tentang makar orang kafir, tipu muslihat dan kelicikannya. Namun di sisi lain hal ini menunjukkan pula kepada kita tentang kesungguhan, kekuatan dan keberhasilan perjuangan kaum muslimin di beberapa tempat.

Sementara itu, di negeri kita sendiri, setidaknya sejak kurun 90-an, mulai terlihat kesadaran Islam dan suasana keberislaman yang intens di semua kalangan, termasuk kalangan kampus. Suasana ini merebak secara cepat melalui media massa yang ada dan memberikan pengaruh bawah sadar kepada para mahasiswa, khususnya aktivis Islam untuk bergiat terus memajukan Islam di kampus dan juga di kampung.

Harus diakui bahwa proses keberislaman secara intensif ini dimulai di kampus. Fenomena jilbab di tahun 80-an misalnya, bermula dari kampus dan kemudian marak ke mana-mana. Adalah benar bahwa jilbab telah menjadi pakaian biasa di kalangan pesantren, namun jilbab sebagai identitas dan simbol kesadaran Islam tetaplah bermula dari kampus, khususnya kampus-kampus yang kata orang tergolong ‘excellent’.

2. Bahan dasar kader
Keberislaman di tengah masyarakat jahiliyah seperti sekarang memerlukan keberanian, tekad, dan juga intelektualitas; yakni ketajaman pemikiran untuk memahami pesan-pesan keislaman secara apresiatif. Syarat ini dimiliki oleh kader-kader di kampus. Dan ketika pesan-pesan tersebut telah terinternalisasi maka ia berubah menjadi pendorong semangat pengamalan yang intens dan perjuangan yang luar biasa. Buktinya, kasus jilbab misalnya, justru semakin marak kendati ditentang dan dihalangi dengan keras.

Selain itu, dengan kemampuan manajerial yang ada, dakwah kampus terkesan menjadi lebih modern, menarik dan ilmiah. Ramadhan di kampus UGM misalnya, memberikan nuansa tersendiri pada suasana kampus bahkan kota Yogya yang semula biasa-biasa saja. Begitu juga dengan dakwah Islam di Bandung misalnya, tidak lepas dari peran masjid Salman ITB dan masjid Unpad. Demikian pula dengan IPB di Bogor dan Unair di Surabaya.

3. Pengalaman dakwah di kampus pada periode sebelumnya
Dakwah di kampus sesungguhnya telah berumur setua negara ini. Sebelum era 80-an, dakwah atau pengkaderan barulah merupakan fragmen-fragmen tak berkesinambungan. Namun demikian, dakwah pasca 80-an ternyata telah memberikan kontinuitas sehingga secara akumulatif terjadi proses pengayaan pengalaman dakwah. Pengalaman periode sebelumnya dapat dirujuk untuk menyempurnakan dakwah periode berikutnya. Apalagi dengan semakin banyaknya kader dakwah kampus yang mau menekuni dakwah di kampus, menjadikan dakwah di tempat strategis ini semakin terbentuk sosok dan sistemnya.

Berdasarkan faktor-faktor pendukung tersebut maka terdapat harapan bahwa dakwah di kampus mampu memberikan prospek yang cukup baik bagi:
 Terbentuknya kader pejuang Islam dengan ciri dan kualifikasi tertentu; yakni memiliki kepribadian Islam yang tangguh, yang terwujud dalam pengamalan Islam yang intens serta penguasaan ide dan didukung dengan pemahaman Islam yang cukup lengkap, dan juga kemampuan intelektualitas dalam mengapresiasi fakta dan perkembangan mutakhir serta watak kepemimpinan yang menonjol.
 Terbentuknya kampus sebagai sentra alternatif baru bagi pembinaan umat di samping pesantren, masjid dan majelis taklim, dengan tampilan ide yang fundamental, ilmiah, modern melalui kegiatan-kegiatan yang dikemas secara menarik.
 Terbentuknya sentra perubahan dan penentu kecenderungan umat di masa depan menuju kepada kehidupan yang lebih islami.

Tahapan-tahapan Dakwah

Selain karakteristik dan metode dakwah di atas, pada pelaksanaannya, dakwah juga mengenal tahapan-tahapan yang penting untuk dipahami. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sbb.
 Tahap perkenalan dan penyampaian.
Merupakan sebuah tahapan awal dari dakwah, dimana pada tahapan ini, dakwah bertujuan untuk memberikan ilmu tentang Islam itu sendiri dan mengubah sebuah pandangan yang jahiliyah menjadi pandangan yang islami
(transformasi objek dakwah dari antipati terhadap dakwah menjadi simpati
terhadap dakwah).

 Tahap pembinaan
Pada fase ini, dakwah mulai memberikan perhatian lebih kepada objeknya dengan tujuan penanaman sebuah pola pikir (fikroh) yang islami dan mulai memberikan kesempatan kepada objek dakwah untuk latihan beramal(transformasi objek dakwah dari simpati menjadi barisan pendukung dakwah).

 Tahap Pengorganisasian
Yakni tahapan penataan barisan pendukung dakwah itu sendiri agar individuindividu yang beramal tersebut bisa terkoordinasi dengan baik sehingga dakwah ini bersinergi dan mempunyai aktivitas yang memiliki sebuah tujuan bersama (transformasi barisan pendukung dakwah menjadi kader yang terorganisir).

 Tahap pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan ini memberikan titik tekan pada sebuah hasil yang diridhoi Allah sehingga memberikan sebuah dorongan untuk bekerja dan merupakan sebuah tahapan dimana objek dakwah terdahulu bertransformasi menjadi subjek dakwah.

Tahapan-tahapan di atas merupakan sebuah siklus yang tiada henti, begitupun pelaksanaan evaluasi dari masing-masing tahapannya.

“(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Ahzab : 39)

Metode Dakwah

Dalam proses realisasi menuju sebuah tujuan dakwah, yakni tegaknya
tauhid di atas bumi ini, maka pelaksanaannya harus disandarkan pada metodemetode
yang telah digariskan Allah. Pelaksanaan dakwah haruslah sesuai dengan
pedoman umat Islam (Al-Qur’an dan Sunnah) sehingga dakwah tersebut tetap
berada koridor syar’i dan sesuai dengan kemurnian dakwah itu sendiri dengan
harapan agar pertolongan serta rahmat Allah selalu menyertai setiap langkah
individu maupun kelompok yang berdakwah.
Adapun metode yang dimaksud telah ditegaskan dalam surat An-Nahl ayat
125, yakni dengan hikmah, pengajaran yang baik (mau’izhah hasanah) serta
dengan kekuatan argumen, tidak dengan paksaan dan kekerasan. Metode ini
dilakukan berpangkal pada aksiomatika Islam yang agung yang diambil dari kitab
Allah dan perjalanan hidup Rasul-Nya yang mulia.
“Katakanlah, inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan tujuan yang nyata, Maha Suci Allah, dan
aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf : 108)
Apapun metode dakwah yang kita lakukan, metode tersebut harus
memperhatikan —dan tidak lupa mengikutsertakan— karakteristik berikut.
 Rabbaniyyah, artinya segala sesuatunya bersumber dari Allah (berorientasi
ketuhanan).
 Islam sebelum jamaah, artinya Islam dijadikan esensi utama dalam
berdakwah, sedangkan jamaah merupakan wasilah (cara) untuk merapikan
gerak dakwah.
 Syumuliyah, dakwah harus bersifat sempurna (menyeluruh dan utuh), ia tidak
boleh dilakukan sebagian.
 Modern, dakwah bersifat modern (kekinian). Dakwah memang harus
dilakukan berdasarkan keasliannya yaitu Al-Qur’an dan Sunnah, namun cara,
sarana, dan strategi yang digunakan harus seiring dengan perkembangan
zaman (kontemporer) agar mampu mengantisipasi dan mengimbangi
perkembangan situasi dan kondisi di masyarakat dengan tetap berpegang
pada nilai-nilai Islam.
 ‘Alamiyah, bersifat mendunia (universal). Dakwah yang mengglobal dan
mendunia adalah ciri dakwah Islam.
 ‘Ilmiyah, berdasarkan pada ilmu dan pendekatan ilmiah.
 Bashiirah islaamiyah, memberikan pandangan yang islami dan keterangan
yang nyata dengan bukti yang jelas.
 Menciptakan mana’ah, daya tahan (imunitas) dari segala bentuk
kemaksiatan, serta mampu berorientasi kepada pencapaian penguasaan
teori, penguasaan moral, dan penguasaan amal.

Makna Dakwah

“Jadilah di antara kamu sebaik-sebaik umat yang mengajak kepada kebaikan,
menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah
orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali-Imran : 104)
Dakwah secara etimologis (bahasa) berarti jeritan, seruan, atau
permohonan. Ketika seseorang mengatakan da’autu fulaanan, itu berarti
berteriak atau memanggilnya. Adapun menurut syara’ (istilah), dakwah memiliki
beberapa definisi. Di sini akan disebutkan sebagian dari definisi tersebut.
Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dakwah adalah mengajak seseorang
agar beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa Rasul-Nya dengan
membenarkan apa yang mereka beritakan dan mengikuti apa yang mereka
perintahkan.
Sementara itu, Fathi Yakan mengatakan, “Dakwah adalah penghancuran
jahiliyah dengan segala bentuknya, baik jahiliyah pola pikir, moral, maupun
jahiliyah perundang-undangan dan hukum. Setelah itu pembinaan masyarakat
Islam dengan landasan pijak keislaman, baik dalam wujud kandungannya, dalam
bentuk dan isinya, dalam perundang-undangan dan cara hidup, maupun dalam
segi persepsi keyakinan terhadap alam, manusia dan kehidupan.
Pengertian dakwah pada hakikatnya adalah mengajak manusia kepada Allah
dengan hikmah dan nasihat yang baik, sehingga mereka meninggalkan thagut
dan beriman kepada Allah agar mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju
cahaya Islam.
“Serulah ( manusia ) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran
yang baik, dan berdebatlah dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari Jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl : 125)

Kamis, 09 Januari 2014

Mengenal Prioritas Memperluas Medan Amal

”...Dan tolong-menolonglah dalam kebajikan dan takwa...”
(QS. Al-Maidah : 2)

Keberadaan LDK dalam konteks dakwah kampus, memegang peranan yang sangat penting. Meskipun LDK bukan merupakan satu-satunya sayap dakwah di kampus, LDK merupakan dapur sekaligus laboratorium dakwah yang utama di kampus. Dari LDK-lah strategi dakwah disusun dan dikembangkan hingga akhirnya dakwah dapat melebarkan sayapnya ke sektor-sektor lain yang ada di kampus.
Sudah menjadi kenyataan di lapangan bahwa kondisi LDK berbeda pada setiap kampus. Perbedaan tersebut mencakup medan dakwah, pengelolaan internal LDK, dan aktivitas yang dilakukan. Di kampus-kampus tertentu, ada yang sudah memiliki LDK yang relatif mapan dalam pengelolaan lembaga dan sudah memiliki lingkaran pengaruh yang cukup luas. Namun, di kampus-kampus lain, LDK yang ada baru didirikan, masih berkutat seputar legalisasi status sebagai unit kegiatan mahasiswa, dan masih harus berkonsentrasi menyiapkan kader-kader inti pendukung dakwah yang akan menopang kegiatannya.
Berdasarkan kenyataan tersebut, saling mendukung keberadaan antar LDK meski terletak di kampus yang berbeda, merupakan hal yang penting. Dengan dukungan tersebut diharapkan dapat terjadi percepatan di berbagai LDK, sehingga dakwah ini semakin semarak dan terselenggara secara profesional.
Sebagai langkah awal, perlu dibuat sebuah pendataan terhadap LDK-LDK untuk melihat kondisi masing-masing. Dari data yang dihasilkan, dibuat parameter-parameter untuk mengklasifikasikan LDK menurut tingkatan-tingkatan tertentu sesuai kondisi yang umum ditemui. Pengklasifikasian dalam levelisasi LDK dimaksudkan tidak lain untuk mempermudah formulasi dukungan yang paling dibutuhkan oleh sebuah LDK, sehingga peningkatan yang diharapkan terjadi pada LDK yang bersangkutan dapat lebih terukur dan terarah. Dengan kata lain, ada dua aspek yang dipertimbangkan,
1. Aspek Levelisasi LDK, dan
2. Aspek Titik Tekan Amal Tiap Level LDK.

Tauji Rabbani

“Pada hari ini telah Ku-Sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
Cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu.”
(QS. Al-Maidah : 3)
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan merek”a dari
kegelapan kepada cahaya . Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya
ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan .
Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
(QS. Al-Baqarah : 257)
“Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi, yang Menciptakan, dan
Menyempurnakan , dan yang Menentukan kadar dan memberi petunjuk,”
(QS. Al-A’laa : 3)
Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu bagi
orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
(QS. Al-Ahzab : 21)

Selasa, 07 Januari 2014

LEVELISASI DAN PRIORITAS

Lembaga Dakwah Kampus (LDK, merupakan motor utama dari seluruh aktivitas dakwah. Dari LDK-lah aktivitas dakwah bermula, lalu berkembang memperluas sayapnya meliputi sektor lain dari kampus. Tidak dipungkiri bahwa perkembangan LDK tidaklah sama satu dengan yang lain. Karena itu, penting untuk saling berbagi dan mendukung sesama LDK. Selain itu, kemampuan dalam melakukan urutan (tahapan) amal dakwah LDK diperlukan. Sebagai langkah awal, dibutuhkan pendataan dan pengklasifikasian kondisi LDK. Dengan cara tersebut, diharapkan dapat memberikan dukungan yang benar-benar tepat sesuai kebutuhan LDK yang bersangkutan.

Berdasarkan klasifikasi kondisi LDK, dibuatlah saran (dalam bentuk analisis kebutuhan) mencakup segala hal yang direkomendasikan menjadi titik tekan LDK saat ini.

Senin, 06 Januari 2014

Risalah Manajemen Dakwah Kampus (Pendahuluan)

Dakwah kampus merupakan sebuah tahapan dakwah terpenting dalam dakwah pelajar. Dakwah kampus memiliki kekhas- an tersendiri dalam pergerakannya dan memiliki kesempatan untuk berkontribusi lebih terhadap masa depan suatu bangsa, karena mahasiswa merupakan cadangan masa depan. Ketika dakwah kampus bisa memasok alumni yang berafiliasi terhadap Islam, maka perbaikan umat di masa datang menjadi sebuah niscaya.
Dalam menjalankan segala sesuatu dalam hidup ini, diperlukan pemahaman yang baik dan komprehensif. Pemahaman akan segala sesuatu yang akan dijalankan memberikan energi lebih serta orientasi yang jelas dan kuat dalam menjalankannya. Ketika sebuah amanah dipegang oleh seseorang yang memahami kaidah serta hakikatnya, maka sebuah kegagalan bukanlah menjadi hal yang perlu dipertanyakan. Begitu pula dalam berdakwah di kampus, seorang yang disebut dengan Aktivis Dakwah Kampus (ADK) harus memahami tentang dakwah itu sendiri dan tentunya tentang dakwah kampus. Bab ini memberikan gambaran tentang dakwah secara umum dan dakwah kampus secara khusus.

IDEALISME KAMI

Betapa inginnya kami agar bangsa ini mengetahui bahwa
mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri.

Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur
sebagai penebus bagi kehormatan mereka,
jika memang tebusan itu yang diperlukan.

Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan,
kemuliaan, dan terwujudnya cita-cita mereka
jika memang itu harga yang harus dibayar.

Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini
selain rasa cinta yang telah mengharu-biru hati kami,
menguasai perasaan kami,
memeras habis air mata kami, dan
mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.

Betapa berat rasa di hati kami menyaksikan bencana
yang mencabik-cabik bangsa ini,
sementara kita hanya menyerah pada
kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.

Kami ingin agar bangsa ini mengetahui bahwa
kami membawa misi yang bersih dan suci,
bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia,
dan bersih dari hawa nafsu.

Kami tidak mengharapkan sesuatu pun dari manusia,
tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya,
tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terima kasih.

Yang kami harap adalah
terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat
serta kebaikan dari Allah – Pencipta Alam semesta

Tentang SPMN (Standardisasi Pelatihan Manajerial Nasional)

Keputusan Puskomnas tentang perlu adanya akselerasi dakwah kampus yang intensif mengamanahkan SALAM UI dan GAMAIS ITB untuk membuat suatu standarisasi pengelolaan lembaga dakwah kampus. Setelah itu, kedua LDK ini pun bekerja sama untuk membuat buku Risalah Manajemen Dakwah Kampus (RMDK) yang diterbitkan di tahun 2004.
Waktu pun berlalu, buku yang lama itu tidak diterbitkan lagi sehingga kawankawan LDK pun bertanya bagaimana cara mendapatkan buku RMDK. Maka GAMAIS pun mencoba mencari tahu dan bertanya kepada senior tim FSLDK, kepala GAMAIS terdahulu, pengurus SALAM UI, Puskomnas saat ini dan saat buku RMDK yang pertama muncul, tetapi kami tetap tidak mendapat jawaban yang memuaskan tentang keberadaan buku RMDK ini. Maka dari itu, tim GAMAIS mencoba menerbitkan kembali buku RMDK dan merevisinya sehingga lebih terupdate. Dan alhamdulillah buku RMDK [revised] ini telah jadi di bulan Juli 2007 dan kita melaunchingnya saat acara FSLDK Nasional XIV di Lampung.
Salah satu hasil keputusan pada musyawarah FSLDKN XIV kembali mengamanahi LDK GAMAIS ITB sebagai Badan Khusus (BK) SPMN. Kami mencoba melayani LDKLDK se-Indonesia dengan mengadakan training manajemen LDK, konsultasi LDK, dan juga penerbitan buku-buku ke-LDK-an. Saat ini (Januari 2008) SPMN berganti nama menjadi PMLDK (Pelatihan Manajemen Dakwah Kampus). Kami terus mencoba berbagai inovasi dalam melayani LDK-LDK untuk mengembangkan dakwah di kampusnya.

Untuk konsultasi ke-LDK-an, antum dapat bergabung di milis tanyajawabLDK@yahoogroups.com, atau dapat juga berdiskusi di http://forum.tarbiyahdaily.com . Kritik dan saran tentang PMLDK dapat dikirimkan ke email kami di itb_gamais@yahoo.co.id .

Syukron Jazakumullah Khairan Katsira

Bagaimana Menokohkan Diri Anda


Saat ini FSLDK mempunyai target untuk menokohkan kader dakwah kampus dengan harapan dapat memunculkan figur yang memang “jebolan” dakwah kampus, bagaimana cara Kita sebagai pribadi untuk meningkatkan kapasitas kita dan ketokohan kita di kampus, regional, maupun nasional ?

Saya termasuk salah satu orang yang terlibat dalam pembahasan target 1000 Tokoh Aktifis dakwah kampus dengan kawan-kawan dari kampus lain. Memang program ini masih belum berjalan dengan ideal, karena berbagai faktor antara lain; (1) belum siapnya kader dakwah kampus untuk menghadapi dunia luar lembaga dakwahnya, ciri eksklusif masih banyak terdapat pada kader dakwah kampus.(2) kerendahan hati para kader dakwah, sebuah sifat yang sangat terpuji, akan tetapi jika digunakan pada tempat yang salah akan berakibat pada tidak berkembangnya dakwah, saya berpesan agar kita tidak tawadhu salah tempat. (3) kelemahan pemanfaatan teknologi, kemajuan teknologi saat ini semakin berkembang, Anda bisa menjadi seorang yang dikenal luas dengan memanfaatkan teknologi ini, seorang tidak perlu bertemu langsung dengan Anda, akan tetapi ia akan dapat mempercayai Anda serta menganggap Anda seorang yang telah dikenal luas.(4) pendeknya masa perkuliahan, saya merasakan bahwa seorang kader matang saat tingkat tiga, sedangkan masa kuliah pada umumnya hanya 4 tahun, sehingga belum sempat seorang kader menokoh secara nasional, bahkan daerah, ia sudah keburu dikejar dengan kelulusan. (5) tidak merasa ( atau mungkin malu ) sebagai kader dakwah kampus. Beberapa kader pernah saya amati tidak merasa bisa “menjual” dirinya jika ia berpredikat kader dakwah kampus. Mungkin sebetulnya banyak kader yang telah tertokohkan, akan tetapi ia tidak dipandang sebagai kader dakwah kampus.

Melihat kenyataan serta tuntutan yang ada terkait ketokohan kader dakwah, perlu kiranya Anda secara pribadi yang menokhkan diri Anda. Saya mempunyai keyakinan bahwa Anda dapat menjadi tokoh yang bermanfaat bagi dakwah kampus. Anda mempunyai potensi sebagai pribadi, Anda punya lembaga dakwah yang menjadi lingkungan Anda belajar dan berdakwah dan Anda bisa memanfaatkan jaringan FSLDK sebagai pendukung ketokohan Anda di tingkat kampus, daerah, bahkan nasional.

Pernahkah Anda berpikir bahwa tidak ada definisi tokoh yang sama bagi setiap orang. Karena setiap orang mempunyai standar tersensdiri, kebutuhan idola tersendiri dan kebutuhan panutan yang berbeda-beda. Jadi setiap dari Anda bisa menjadi tokoh dengan potensi yang Anda miliki serta dengan jumlah massa pendukung yang memang akan terkena dampak ketokohan Anda.

Saya pernah menulis tentang bagaimana menokohkan kader dakwah, pada tulisan ini saya menyampaikan bahwa kader dakwah bisa menjadi tokoh dari berbagai pendekatan yang ada. Tergantung Anda bisanya menokoh dengan cara yang bagaimana. Apakah Anda sebagai sosok, religi, akademisi, olahragawan, seniman, aktifis mahasiswa, atau lainnya. Tahap pertama adalah menentukan jalur ketokohan Anda.

Seorang tokoh yang dibutuhkan saat ini adalah sosok tokoh yang moderat, dimana ia tidak terlalu ekstrem dalam berpikir, akan tetapi tetap dengan landasan berpikir yang kuat. Seorang tokoh yang disenangi adalah tokoh yang luwes, supel dan terbuka serta bisa berkomunikasi dengan orang banyak. Saat ini banyak kader yang mempunyai kapasitas pemahaman yang kuat, akan tetapi hanya sedikit sekali yang bisa membahasakannya kepada objek dakwah yang heterogen dengan baik, alhasil ia hanya bermanfaat bagi sesama kader saja.

Baiknya Akhlak serta budi perkerti dan tata bahasa menjadi daya tarik tersendiri, seorang yang berakhlak baik, dan memiliki prilaku yang sangat baik akan menimbulkan pull effect untuk menimbulkan keterkesanan dari masyarakat luas. Seorang tokoh diharapkan pula dapat memahami seni mengkritik dan dikritik dengan baik ( ada buku khusus dengan judul ini ). Karena perlu kita pahami semua, bahwa setiap kebijakan, pemikiran dan tindakan kita pasti ada yang menentang dengan berbagai alasan. Untuk menjadi tokoh yang bijak Anda perlu memahami seni mengkritik dan dikritik ini agar Anda bisa terus maju dan tidak mudah mundur karena kritikan seseorang. Memahami cara mengkritik perlu juga agar Anda tetap bisa menjaga citra sebagai sosok yang tidak asal ngomong. Dalam memahami masyarakat selain Anda perlu menyaring apa yang dikatakannya, Anda perlu juga memahami sebab atau latar belakang ia mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan Anda, sehingga Anda bisa memberikan antitesis yang tepat sasaran.

Tokoh bergaul dengan tokoh, dan dari seorang tokoh akan muncul pula tokoh yang lain. Banyaklah bergaul dan belajar dengan seseorang yang telah Anda Anggap tokoh, apakah itu sosok ulama, pejabat, penulis, ilmuwan dan sebagainya agar bisa mendapatkan ilmu bagaimana menjadi tokoh dengan baik. Serta untuk mendapatkan jaringan dari tokoh yang kita dekati ini. Semakin banyak referensi tokoh yang Anda miliki, semakin berkarakter diri Anda dalam menokohkan diri. Dari tiga paragraf ini bisa disimpulkan, tahap kedua adalah memahami karakter seorang tokoh.

Selanjutnya, tahap ketiga adalah menentukan media yang akan digunakan untuk meningkatkan ketokohan diri. Saat ini berbagai media bisa digunakan untuk meningkatkan ketokohan. Media yang paling sederhana adalah tulisan pemikiran Anda, Anda bisa memulai dengan menyumbangkan tulisan pada media yang telah tersedia, apakah itu media kampus, media daerah, dan media nasional. Mulailah rutin menulis, dengan menulis Anda akan di claim sebagai sosok yang memiliki pemikiran dan suka menyumbangkann ide yang bisa digunakan oleh banyak orang. Buat target pribadi seperti menulis di koran kampus setiap bulan, menulis di media daerah setiap 1 bulan dan menulis di media nasional setiap 2 bulan sekali. Atau, jika memang belum berkesempatan untuk menulis di media yang telah ada, mulailah menulis di media yang Anda buat sendiri, seperti website atau blog.membuat milis dengan Owner diri Anda dan diasuh langsung oleh Anda, dimana Anda rutin mengirim posting tulisan Anda yang bermanfaat. Reza Ervani dengan milis motivasi indonesia berhasil membuat ketokohan ini dengan baik, begitu pula saya mulai memcoba membangun ketokohan dengan cara ini melalui milis tanyajawabLDK. Menyempatkan diri atau memang mendedikasikan waktu Anda sebagai pemateri / pengisi acara / moderator/ peserta aktif dan kritis pada berbagai skala acara/seminar/talkshow/training dapat juga menjadi ekskalasi yang perlu dilakukan oleh Anda untuk meningkatkan kemampuan komunikasi massal serta mendongkrak ketokohan Anda. Tak lupa pula untuk membangun jaringan dengan tokoh lain, seorang tokoh dinilai sudah menjadi “tokoh” jika ia sudah punya relasi dengan tokoh lainnya.

Tiga tahap ini saya yakini menjadi cara untuk menokohkan diri Anda sebagai kader dakwah kampus yang akan mencitrakan diri Anda serta dakwah kampus pada umumnya. Dengan pencitraan positif ini diharapkan Anda bisa menjadi duta untuk memajukan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap dakwah kampus yang mampu mensuplai seorang yang bisa diterima di masyarakat. Pesan terakhir dari bagian ini adalah salah satu tantangan dalam ketokohan kader adalah ujian dunia terkait uang, jabatan dan akhlak. Kita membentengi diri dengan kedekatan pada Allah serta selalu dalam lingkungan dakwah dengan kader-kader lainnya yang selalu mengingatkan jika kita khilaf dalam bertindak.